Setelah 3 jam waktu tempuh menuju Pantai Bajul Mati, ternyata tidak mengobati rasa pegal. Berharap bisa memandangi pantai yang biasanya elok itu. Pantai mana di Malang yang tak elok? Sayang, siang ini hujan memang memenuhi sungai-sungai di Malang Selatan, sehingga air sungai menjadi coklat keruh. Pantai Bajul Mati ini adalah muaranya salah satu sungai di Malang Selatan, jadi mau tak mau keruh pula air pantainya.

Pantai Bajul Mati ini punya sodara, bung! Pantai Sendang Biru pasti tidak asing. Nah, dari Pantai Sendang Biru-lah kami menyebrang ke Waru-Waru, sisi lain dari Pulau Sempu. Tepian ini pas untuk berenang pantaran Rasya dan Fatih.

Kebetulan, ada bapak nelayan yang tampaknya lelah sedang beristirahat. Perahu sampannya yang dianggurkan begitu saja. Iseng-iseng tanya buat pinjam, eh ternyata boleh. Bapaknya juga mau mengajarkan aku dan Mbak Yaya buat mendayung (walaupun akhirnya tetap Bapaknya yang mendayung).

Sayang tidak tanya namanya, Bapak ini juga yang mencarikan spot snorkeling di sekitar Waru-Waru. Awalnya aku kira Bapak ini pendiam, ternyata dipancing dikit Bapaknya punya banyak bahan obrolan, hehe. Ternyata bapak ini pernah juga menjadi salah satu rescuer saat pengunjung Sempu hilang. Ya semoga kalau main ke daerah sini, bisa bertemu bapak Nelayan ini lagi J.