Perjalanan + Interaksi = Kawan Baru
4:26 PMMatematika memang selalu misterius untuk ditebak, lalu ada beberapa yang mudah untuk dipecahkan setelah kita menemui sebuah rumus karena mereka hanya angka dan akan membuat 1 jawaban yang benar. Lalu matematika kehidupan selalu berbeda, tergantung apa yang kita pahami setelah adanya penambahan dan pengurang, perkalian, pembagian, serta pecahan dalam hidup. Kemudian saya menemukan ramuan matematika di dalam perjalanan versi saya, perjalanan + interaksi = kawan baru.
Siapa pun yang
melakukan sebuah perjalanan, ada kalanya kita bersebelahan dengan seorang ibu
di bis, berdampingan dengan seorang kakek sepuh di kereta, bersebrangan bangku
dengan pimpinan perusahaan di pesawat, bahkan bisa jadi berhadapan di meja
makan yang sama dengan mas-mas ganteng saat makan sekuteng. Semua akan terasa
sama ketika tak ada interaksi dengan mereka. Asing.
Terkadang, saya
lebih dulu ‘SKSD’ hanya sekedar menanyakan ingin kemana dan sering pula mereka
menanyakan saya terlebih dulu dengan siapa saya pergi. Memulai dari percikan
pembicaraan kecil, hingga meluaplah pembicaraan yang hangat. Kadang terselip
sebuah nasihat, lelucon, nostalgia, kisah dan cerita. Lalu dari percakapan
kecil tersebut, terjadilah sebutan kawan baru hingga saling menyimpan kontak di
hp, berharap silaturahmi tetap terjalan.
Di sebuah
perjalanan singkat, menuju Luwih Cipet dan Luwih Lieuk saya mengajak seorang
teman se-pondokan dulu, Keke. Saya juga diajak oleh seorang kawan seperjuangan
saat DIKLATSAR, Adhil. Ternyata Adhil juga bersama seorang temannya, Dhino.
Jadi dalam perjalanan ini semua memiliki kawan baru. Lalu memiliki kawan baru
dalam perjalanan membuat kita dapat menengok sebuah kisah seseorang yang
memiliki dunia yang berbeda dengan kita.
Luwih Cipet dan
Luwih Lieuk tidak jauh dari ibu kota dan saya tidak menyangka sungai ini hampir
sama bentukan, warna, aliran, dan medannya seperti sungai Yahe di Maluku sana. Yang
membuatnya beda adalah suhu air dan perjalanan yang ditempuh untuk melihat
sungai dengan airnya yang biru ini.
Beruntung hari
itu kami berangkat di pagi hari, karena makin siang penggemar Luwih ini juga
semakin banyak yang berdatangan. Apa yang paling menyenangkan dari Luwih ini? Mereka
adalah sungai yang bersahabat dan membuat saya yang suka bermain air ingin
terus berada di dalam sana.
0 komentar