MEMANDANG KOTA MALANG DARI PUNCAK ARJUNO
11:01 AMGunung-Hutan, ya sampai detik ini jujur aku masih bertanya-tanya, kenapa istilah ‘hiking’ ga pernah dipake di IMPALA. Dan ini untk pertama kalinya buat aku untuk melakukan sebuah pendakian B). Arjuno, I’m coming!! :D
Yep, jadi orientasi umum kali ini lebih lama dari ortum-ortum sebelumnya. ORTUM kali ini juga lebih lama. Tim kali ini berjumlah 18 orang. Terdiri dari 3 Anggota Biasa (AB), 2 Angoota Muda (AM) XXXIV, dan 13 Anggota Muda (XXXV).
Anggota Biasa:
1. Farhan Wildan (Mas Farhan)
2. Adhi Yunanto Y. (Mas Adhi)
3. Dion Galuh A. K. (Mas Dion)
Anggota Muda 34:
1. Ikhlasul ‘Amal (Mas Amal)
2. Henry Yuly (Mas Henry)
Anggota Muda XXXV:
1. M. Reza Tricahya (Reza) >> Korlap
2. Anita Nur Khoiriyah (Anita)
3. Anisa Putri (Putri)
4. Ardin Makarim Nur Rosyid (Me!!! Me!!!)
5. Bagus Nova Bima (Bagus)
6. Dewi Mar’a Konita Tillah (Dewi)
7. Edgar Handoko (Edgar)
8. Eva Sahatma (Eva)
9. Ferdian Fatikhin (Mas Fer)
10. Harits Fadhillah (Adil)
11. Hilman Fajar Sebastian (Hilman)
12. M. Imanullah (Iman)
13. Rauzan Fikri (Rauzan)
Dimulai dari briefing sampai packing, semuanya berbeda dari ortum-ortum sebelumnya. Biasanya, kita briefing sehari sebelum keberangkatan. Tapi untuk Gunung Hutan kita briefing 2 hari sebelumnya. Dan packing dilakukan sehari sebelum keberangktan. Packingnya juga kita bareng-bareng di Sekret IMPALA.
23 Januari 2012, kami memulai pendakian dari start point. Sebelum menuju ke gunung yang sebenarnya, kita melewati kebun teh. Medan yang kita lalui juga masih landai. Ngomong-ngomong masalah landai, yang ada dalam pikiran aku saat itu ya benar-benar jalan yang landai selayaknya jalan raya. Ternyata, kalau jalan landai kita lagi pendakian dan berpikiran kalau landai itu seperti itu, salah besar!!! Selandai-landainya, tetep aja ada kemiringannya.
Hari pertama, kita ngecamp di Pos 2. Lagi-lagi main benak nih. Pertamnya aku kira, tiap pos ya ada bangunan yang berbentuk pos. ternyata di Pos 2 ini Cuma ada bangunan yang terbuat dari kayu dan tidak beralaskan apa-apa (tanah). Dengan jumlah 18 orang, kita ngediriin 3 tenda dome dan 1 tenda dome yang ukuran besar. Nah, di tenda yang besar ini kita selalu melakukan evaluasi, muat loh buat 18 orang.. tapi ya itu, ga kondisif banget, haha.
Moment yang unforgatable banget di hari pertama ini adalah ketika kita ngebahas konsumsi buat hari-hari selanjutnya. Fatal banget!!! Tanya kenapa fatal? Ya, ada banyak bahan konsumsi yang ga dibawa bahkan ga dibeli!! Otomatis, nantinya tim bakal kekurangan kalori. Pada awalnya, dari pemateri (Mas Farhan dan Mas Adhi) ngasih kita dua opsi, opsi pertama turun dari gunung karena kalori tidak terpenuhi atau opsi kedua tetap naik gunung dalam keadaan kurang kalori? Pemateri juga bilang kalo mereka tidak berani membawa kita kalau kita kekurangan kalori. Ergh, rasanya nyesek banget pas tau kalo kita bakal turun dari gunung. Nanggung banget ga sih? Tapi akhirnya, dengan tingginya jam terbang pemateri, kita ngeluarin semua bahan konsumsi lalu mix n match bahan-bahan konsumsi yang ada. Walhasil, jadilah kita melanjutkan pendakian untuk esok hari :D. dari sini, aku bisa ngeliat kalau IMPALA bener-bener mngutamakan safety. IMPALA yang selalu dijelaskan oleh senior-senior selalu mengutamakan safety bisa dilihat dari sini. Kekurangan kalori itu bukan hal yang spele.

Dan memasuki hari ke-2. Medan yang kita lewati makin menjadi-jadi. Tapi diliat dari perbedaan waktu diklat, jauuuh banget. Kalo jalan nanjak, belom sampe 30 m udah berenti ngap-ngapan. Mungkin sekarang lebih kuat karena sebelum gunung-hutan ini kita ada LANTAP fisik. Dari pos 3 menuju pos 4 mulai merasakan hawa ‘kegunungan’. Angin yang berhembus hanya membawa udara dingin. Tidak ada kontimasi angin dengan polusi. Suara angin bisa terdengar jelas akibat saling bergeseknya rerumputan. Kabut juga mulai menemani perjalanan kita. Kalau kata Mas Adhi, medannya Arjuno 4x lebih sulit dari Gunung Semeru. Jadi kalau kita naik Semeru, medannya gak ada apa-apanya. Waw!
Yaaa, tibaalah di Pos 4. Di pos 4, angin bertiup kencang. Sepertinya tidak ada tanda-tanda angin untuk berhenti walaupun sejenak. Saat itu, kita semua mengeluarkan jaket. Padahal ketika tiba di Pos 4, jam masih menunjukkan waktu sore (antara jam 3 atau jam 4). Ketika membuat air panas, memegang tekonya yang kalau dipegang seharusnya bisa jejeritan memeganngya, ini sudah tidak terasa lagi. Air panaspun cepat berubah menjadi air dingin.
Untuk mencapai puncak, kita memang sengaja ngecamp di Pos 4. Jadi, jam 3 dini hari kita berangkat dari Pos 4. Rasanya bangun jam 3 di gunung itu, eeergh banget. Ari dalam tenda aku piker hujan, ternyata itu suara anginn yang kencang kencangkencang baget! Seperti badai. Ada satu hal yang aku sesali, aku gak bawa sarung tangan!!!! Tangan rasanya kaku, mati rasa! Mas Farhan yang saat itu menjaga basecamp, berpesan bagi yang gak pake sarungtangan, jangan pernah membiarkan tangannya diam. Sebelum kita ke puncak, kita juga melakukan SPI.
Ketika kita menempuh suatu perjalanan, pastinya ada yang ingin kita capai. Dan inilah yang kita capai, PUNCAK ARJUNO. Saat kita berdiri tegak di puncak ini, rasanya sangat indah mengingat perjuangan kita untuk mendakinya. Sebenerny boong deh bisa berdiri tegak, hehe. Orang klo kita mau berdiri gak pegangan aja pasti udah kebawa angin, sebesar apapun badanmu! Dari Puncak Arjuno, kita bisa melihat kota Malang, gunung-gunung yang mengitari Malang, dan yaa melihat awan lebih dekat. Ini salah satu ‘hal’ yang gak bisa dibeli dengan uang kecuali dengan usaha kita sendiri . Sayangnya, saat kita muncak cucacanya lagi berkabut. Dan ironisnya, batuan di Arjuno sudah dicoret-coret oleh ‘Penikmat Alam’ dan ‘Perusak Alam’.
Saat moment poto-poto di puncak, ada dua momen yang aku suka. Moment pertama saat kita para cewek berpelukan untuk saling menghangatkan. Dan momen kedua, saat gambar kami akan diabadikan, ada yang mengaba-abakan “BRAVO” dan kami menjawab “IMPALA!!!”. Sesederhana itu.
Oyaa, pas kita mau muncak, kita juga pake webbing dan carabineer, ini bener-bener ngebuktiin kalo IMPALA adalah Pecinta Alam yang bener-bener menunjang safety procedure. Jadi meurutku, IMPALA bukan MAPALA biasa .
Dan dihari ke3, pendakian yang dilakukan 2 hari, turun gunung kita hanya satu hari. Jadi istilahnya, turun dari gunung itu waktu dua hari kita tempuh dengan 1 hari.
Mungkin udah gak asing buat para pendaki ato apalah ngedenger quote ini “Kalau kalian ingin mengetahui sifat asli teman kalian, ajaklah mereka mendaki ke gunung.”
0 komentar