GUA LOWO & GUA SUMUR

11:53 AM

Hidup selalu penuh dengan pilihan. Pasca pengembaraan AMED XXXV, kita dihadapi oleh sebuah plihan dan harus memilih jalan kita masing-masing (jiaaa). Jadi, di IMPALA ada 4 Olahraga Alam Bebas (ORAB), Gunung-Hutan, Rafting, Caving, dan Rock Climbing. Kita semua diberi pilihan dan memilih sesuka hati kita untuk pengambilan spesialisasi. Dan aku? Ya, semenjak diklat forum aku emang udah tertarik sama ORAB yang satu ini, CAVING!! Dari 28 AMED XXXV, Cuma 2 orang yag tertarik untuk ngambil spesialisasi ini, hanya aku dan Dewi.

Kalo ditanya kenapa tertarik sama caving aku juga susah buat ngungkapin dengan kata-kata. Yang jelas, gua ga akan bisa diliat bagaimana bentuknya sebelum kita menelusurinya. And I love the challenge what inside.

Well, tanggal 10-11 Maret kemarin pertama kalinya untuk semua tin spesialisasi keluar lapang. Yang biasanya kita bareng-bareng packing, ini bener-bener kita terpisah untuk pemackingan. GH ya packing tenda, Rafting ya packing best Marine, RC sama Caving rebutan alat, hehe (gak rebutan yg sampe bacot-bacotan atoo kroyokan gitu kok, haha). Ya, semua berbeda.
10 Maret 2012
Pas lagi packing alat, tepat jam 12 Dewi tiba-tiba bilang: “Happy Birthday Ardiiin”. Asli, lagi sibuk packing aku gak inget sama sekali kalo umurku sekarang sudah mendekati kepala 2 (ABAIKAN)





Tim spesialisasi Caving yang berangkat kali ini berjumlah 6 orang, pas-pasan banget sama jumlah safety tim caving. Cavingnya kali ini di Desa Banjarejo Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang yaa daerah Malang Selatan lah. Here we are:
AB:
1. Kusmayasari (Mbak Maya) >> Pemateri Caving
2. Januario Bramasto (Mas Janu)
3. M. Reza Baihaqi (Mas Bai)
4. Ermawati (Mbak Erma)
AM:
1. Ardin Makarim N. R. (Me! :D) >> Co
2. Dewi Mar’a Konita T. (Dewi)

Inget banget pas checklist udah mau ditutup, mas Janu ngisi checklist. Dewi yang liat kejadian itu ngasih tau aku. Wiih, norak banget kita. Karena apa? Kita sebagai AM baru kali ini tau kalo KETUA UMUM ikut keluar lapang, haha.

Dari Bravo Tenda ke Basecamp memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan menggunakan sepeda motor. Basecamp kita di rumah Emak. Jadi semua barang-barang kita ditinggal di rumah Emak. Berangatlah kita dari rumah Emak menuju Gua Lowo sekitar 30 menit.
Ya, ketika pintu entrance sudah keliatan langsung aja kita masang safety line. Safety line ini berfungsi untuk kita yang mau melihat medan sekitaran gua agar kalau tidak terjadi apa-apa (jatuh misalnya) kita masih save. Persis di mulut gua, aku liat ada ular besaaaaaar bangeeeet!! “Mas Bai, itu ada uler” aku bilangnya pelan-pelan. “Sanca itu”, Mas Bai ngasih tau aku. Mas Bai langsung bilang ke Mbak Maya. Dan kita tetap melakukan eksplor, karena ularnya bukan merayap ke bawah. Wah, pokoknya itu ular terbesar yang pernah aku liat. Aku loh ke hutan aja gak liat, eh ini yang semi-semi hutan ada uler. Hiii.






Berhubung aku dan Dewi masih amatiran, kita masang riggingnya lama bangeet! Akhirnya Mbak Maya turun tangan. Lintasan ke bawah gua Lowo masih friksi, jadi dibuatlah deviasi. Untuk turun ke gua Lowo kurang lebih 15 meter.

Ketika semua tim eksplor sudah tiba di dalam gua, kitapun mengeksplor Lowo. Oiya, kenapa gua ini dinamakan Lowo? Karena di gua ini banyak kelelawar. Bahasa Jawanya kelelawar adalah Lowo. Dan ketika kita eksplor, bener aja! Banyak kelelawar ternyata. Tapi bukan kelelawar hidup yang kita jumpai, tapi bangaki kelelawar. “Dulu, waktu aku ke sini banyak kelelawar padahal”, kata Mbak Maya menerangkan pada aku dan Dewi. Sekitar seminggu setelah penelusuran, Mas Bai ngasih tau kalo ternyata kelelawar yang ada di Gua Lowo ini emang sengaja diracunin, untuk bisnis (mungkin untuk bakso kelelawar atau sate kelelawar? Hehe)



Gak lama kita eksplor, ternyata ada sungai di dalam gua ini. airnya jernih, bukan air sungai yang warna coklat. Bahkan, kita juga sempet minum air yang mengalir di ornament stalaktit. Arus sungainya lumayan deras. Bisa tuh buat ORAD, hehe. Dan ketika kita melanjutkan eksplor, ternyata di atas sungainya tenang. Dan disana ada pusaran air. Mbak Maya ngasih tau kita, kalo ada pusaran air itu brarti ada lubang. Karena aku penasaran sedalam apa lubangnya, aku mau nyoba ke pusaran air itu. Tentunya dibelay ya sama Dewi dari atas. Wah, bener aja! Ternyata dalem banget! Kakiku udah ketarik ke lubang itu. Lubangnya emang gak cukup untuk badan manusia, tapi bisalah masuk sampe paha. Pas ketarik ke pusaran air itu, yang aku pikirin malah headlamp ku water resistant ga yaa? Hehe. Pokoknya alhmadulillah banget aku ga ketarik terlaludalem ke lubang gua itu.

HARI KE-2
Penelusuran kali ini ke gua Sumur. Nah kali ini kenapa dinamakan Sumur? Karena daleeeeeem bangeeet! Sekitar 30-35 meter. Ya, seperti biasa.. Leader turun menggunakan auto stop . Leader juga sudah dibelay oleh orang ke-2. Aku turun menggunakan non auto stop (simple). Di gua suumur ini kita tidak melakukan eksplor. Tapi sembari nunggu Mbak Erma turun, aku sama Dewi sempet naik ke lorong sempit di dalam gua yang ternyata buat naiknya licin banget Karena lumpur semua. Ternyata di baik lorong itu sepertinya masih bisa dieksplor. Sayang, kontrak waktu kita sama yang jaga pintu entrance gak memadai.





Berhubung tadi berlumpur banget, jadinya pas kita naik talinya juga berlumpur. Gak hanya tali, semua alat yang ada di tubuh kita juga berlumpur. Ternyata kalau Croll berlumpur, bisa-bisa dia gak mau gigit tali. Jadi, seharusnya sebelum naik semua alat ascender dibersihkan dulu.
Ya, spesialisasi caving untuk dua hari ini sudah cukup. Masih ada 3x keluar lapang yang masih menanti kami. See ya!!

You Might Also Like

0 komentar