Bukan Banjir Biasa
8:35 AMIni yang dinamakan bahaya gua, BANJIR!!
Banjir kali ini bukan karena melupanya kali Cisadane ynag sering terjadi. Atau bahkan, bukan banjir karena meluapnya debit air seperti di kali Maharta. Ya, aku belim pernah mengalami banjir seperti ini, banjir di dalam gua. Sebelum eksplor Gua Siyem, cuaca emang udah gak bersahabat (re: ujan). Tapi, selang beberapa menit, ujannya berenti tapi masih mendung-mendung gitu. Berhubung berenti, aku, Dewi, Mas Bai, dan Mbak Erma masuk ke dalam gua. Yang jaga pintu entrance saat itu Mbak Maya dan Mas Bob (Rahmad Bobsaid). Aku dan dewi masih lama untuk memasang rigging. Jangankan masang rigging, nyari anchor buat safety line aja masih lama!! Well well well, intinya kita udah turun nih. Saat itu, kontrak waktu sama penjaga pintu entrance memang agak molor. Saat waktunya naik, Dewi sebagai leader harus naik duluan. Belom sampe 3 meter dewi naik, tiba-tiba byuuurrrrrrrrrrrrrrrr.. air turun!!! Dewi langsung narik tangan aku, dan melepaskan ascending set dari jalur. Mbak Maya dan Mas Bai sebelumnya sudah teriak untuk lebih cepat naiknya. Tapi, air lebih cepat bergerak. Kalian tau? Rasanya kita seperti di belakang air terjun. Ya, bahkan bisa diblang memang di belakang air terjun. Jadi posisi Gua Siyem ini adalah Gua Inlet. Dan gua ini adalah pusat dari aliran-aliran sungai kering, dimana sungai kering ini ketika hujan akan bermuara ke gua ini. so, bayangin aja, semua air bakal masuk gua ini dan gue lagi ada di dalamnya!!! Pas airnya turun deres banget, aku langsung inget film SANCTUM ;D.
Dibelakang air terjun, membuat aku jadi kedinginan. Masalahnya, kalo udah kedinginan gini jadi males bergerak dan buat aku pengen tidur. Ini yang bahaya kalo kita kedinginan. Dewi ngingetin aku berkali-kali biar gak tidur dan terus bergerak, apalah yang digerakin kaki, tangan, pokoknya bergerak. ga tau kenapa, rasa kantuknya lebih kuat. Bisa dibilang, yang ada di atas saat itu adalah caver yg berpengalaman di IMPALA. Bayangin aja, demi kita Mas Bob rela turun ngelewatin air terjun. Dan landingnya juga di air yang deras. Lebih-lebih, Mas Bob gak pake harness, tapi pake webbing buat harness!! Oke, jadi kenapa Mas Bob turun? Karena aku, Dewi, dan Mbak Erma gak nyari tempat yang keliatan oleh mereka yang di atas. Saat itu kita hanya berpikir, cari tempat yang tinggi. Saat itu juga kami belum mendapatkan materi rescue. Saat itu kami hanya tau bahaya-bahaya dalam gua. Tim Recue ada Mbak Maya dan Mas Bai. Mbak Maya dan Mas Bai membuat lintasan thyroline. Untuk menarik korban, gak seenteng itu. Apalagi aku!! Ketika aku ditarik ke atas, aku juga masih harus melewati ‘air terjun’. Susah memang ketika naik dan kita kejatuhan air. Pokoknya, ini adalah pengalaman yang unforgettable banget banget! (Tapi sayang, gak ada pendokumentasian saat insiden terjadi)


0 komentar