Kiluan dan Lumba-Lumbanya

3:06 PM



Kiluan,
Sedari dulu mau lihat gajah, komodo, orang utan, lumba lumba, penyu bahkan macan dari habitat asalnya. Melihat mereka diam diam bergerak di tengah hutan atau laut. Hal ini yang suka membuat berdebat dengan Ibu, “di Taman Safari kan ada, Kak…”. Ibu, di taman safari, ragunan atau aquarium raksasa rasanya tidak tega melihat mereka terkekang, padahal mereka juga berhak untuk menjadi liar di alamnya.

Mendorong Kapal Saat Ingin Melihat Lumba-Lumba 


Dari sekian banyak yang mau dilihat, baru komodo, penyu dan anaknya kuberjumpa dengan mereka, tidak dibatasi jeruji besi ataupun kaca aquarium apalagi kaca mobil. Lalu di tengah kepadatan lalu lintas pekerjaan, saya sempatkan diri untuk melihat grup whatsapp. Ada yang menarik perhatian saya. Kiluan. Di grup Backpacker Share Cost, ada yang ajak open-trip-share-cost menuju Kiluan.
Tidak satu orang pun saya kenal di dalam group itu. Tidak pernah juga bersuara barang kasih emoji tepuk tangan juga. Tiba tiba saya langsung mendaftarkan diri untuk ikut ke Kiluan.

Kenapa bersama Backpacker Share Cost? Kenapa ga ikut open trip biasa yang banyak berserakan di Instagram?
Kenapa yaaa?

Sungguh beda kawan.
Sebenarnya, ikut backpacker share cost ini adalah kali pertama. Di mana kita yang belum saling kenal (atau hanya akuh?) bisa bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dengan harga yang seminimal mungkin.

Perjalanan darat dari Jakarta hingga Teluk Kiluan di Lampung harus ditempuh dengan 3 kali pergantian jenis moda transportasi. Jalur terpanjang adalah saat tiba di bakauheni hingga ke teluk kiluan itu sendiri, kurang lebih sekitar 6 jam perjalanan darat.

**
Tujuan ke Teluk Kiluan adalah melihat para lumba-lumba ini saling berlomba memperlihatkan agresifnya mereka ke pengunjung di perahu. Nah, selebihnya bonus. Salah satunya adalah berenang di Laguna Gayau, kolam renang alami yang dikelilingi batu karang dengan air lautnya. Salah satu adegan favorit kalau menemukan kolam-kolam seperti ini adalah loncat dari tebing atau karangnya. Kenapa ya? Kayak semua yang ada di dalem, yang belum pernah keluar, tiba tiba keluar aja pas loncat :)

**
Perjalanan ini terhitung singkat, Jum’at malam kami berangkat dari Jakarta, Ahad menjadi hari terakhir kami di Kiluan. Di hari terakhir adalah puncak agendanya, menyambangi para lumba-lumba.
Sedari pagi kami sudah bersiap untuk melihat lumba-lumba. Penginapan tidak jauh dari tepi pantai untuk mengawali perjalanan laut ini. 1 perahu nelayan hanya bias untuk 4 orang termasuk bapak nelayan sebagai kapten. Ternyata pagi itu, angin lumayan kencang, begitupun dengan ombak tak kalah hebat menaik-turunkan perahu.

Sudah hamper 30 menit kami melaju di perahu hingga daerah dimana lumba-lumba itu muncul. Sudah berkeliling juga perahu ini untuk menunggu, namun tak kunjung hadir.
Sedih.

Lalu untuk menghibur kesedihan ini, kami menepi di Pulau Kelapa untuk beristirahat sambil snorkelling. Kalau destinasinya ke pantai atau laut, aku selalu siap sedia alat snorkelling. Di pulau kelapa ini ternyata bukan untuk destinasi snorkelling. Sedih.


Tapi aku pulang tanpa rasa kecewa. Banyak hal indah di Kiluan ini selain bertemu lumba-lumba terntunya. Bisa pergi bareng dengan Mas Ugi, bang Emon, mas Riski, Irfan dan Intann temen masa masa tsanaw di DN dulu :) dan temen-temen lainnya di BSC.



Bersama Backpacker Share Cost 




You Might Also Like

0 komentar