Namanya Arya

6:31 PM

Namanya Arya. Arya siswa kelas 5 yang sedang melakukan tahap pengejaran menyelesaikan  modul kelas 5 semester 2. Padahal, teman-teman lainnya sedang asyik main dan baru menyelesaikan modul bab 2 di semester 1. Arya harus giat menyelesaikan modul semester 2nya atau keinginannya menjadi siswa kelas akselerasi pun pupus.

                Walaupun dikejar oleh banyak targetan demi mencapai kelas akselerasi, Arya tidak seperti orang dewasa yang depresi ketika menerima banyak tugas. Tidak memamerkan kesibukan dan penatnya di media sosial. Padahal beban yang Arya tanggung tidak seharusnya seberat itu. 3 minggu untuk menyelesaikan modul kelas 5 selama 2 semester dikali 12 mata pelajaran. Mudah? Tanya saja pada Arya.

Sumber Foto


                Seharusnya mudah saja bagi Arya untuk tidak fokus mengerjakan para modul itu. Bagaimana tidak? Jam istirahat, teman-temannya bermain bola di depan  kelasnya, belum lagi mereka yang beli jajanan dan dibawa ke kelas. Tapi tidak sulit bagi Arya untuk fokus ke modulnya. Anak usia 11 tahun yang selalu bangun jam setengah 5 ini bisa fokus lebih dari 3 jam ketika teman-teman seusianya hanya bisa fokus 30 menit.

                Arya menjalaninya dengan tetap berceloteh cengingisan. Di sela-sela pertanyaan mengenai pelajaran, Arya suka cerita mengenai neneknya. Neneknya yang memberi tahu kalau harga makanan di Jepang lebih mahal. Neneknya yang mengajak Arya belanja ke pasar naik angkutan umum. Semua tentang neneknya. Arya bahkan sering bertanya tentang hal-hal di luar pelajaran. Arti bendera Korea Selatan, lagu-lagu provokasi Prabowo-Jokowi, tentang zionis, masih banyak lagi. Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut juga muncul karena neneknya.

                Hingga suatu hari Arya bertanya, “Kok pameran? Kan pamer itu dosa sensei..”.  pertanyaan ini persis seperti yang saya tanyakan ketika kelas 5 SD 11 tahun yang lalu. Persis sekali, ketika dulu saya bertanya pada Pak Faqih, wali kelas 5 saya.


You Might Also Like

0 komentar