TERBAYAR KETIKA MELIHAT PULAU SEMPU
8:22 PMSabtu, 14 Januari 2012 – Minggu 15 Januari 2012 aku dan teman-teman AMED XXXV keluar lapang kembali untuk Orientasi Umum Sosial-Ilmiah ke Pulau Sempu. Dulu, teman-teman dari IKPDN Malang sudah pernah mengajak aku untuk ke Pulau Sempu. Sayangnya, saat itu aku ada diklat IMPALA ini. dan ternyataaaaaaa, sama IMPALA terbayar sudah hasrat untuk ke Pulau Sempu. Yeyey!!
Dari AMED XXXV sendiri ada 16 orang yang ikut.
1. Bagus Nova Bima (Bagus) (Co)
2. Anita Nur Khoiriyah (Anita)
3. Ardin Makarim N.R. (Me!! Me!! :D)
4. Dewi Mar’a Konita (Dewi)
5. Edgar Handoko (Edgar)
6. Ferdian Fatikhin (Ferdian)
7. Harits Fadhillah (Adil)
8. Hilman Fajar S. (Hilman)
9. Muhammad Imanullah (Iman)
10. M. Reza Tricahya (Reza)
11. Noor Wafi (Wafi)
12. Nurul Dwi Hidayani (Yani)
13. Pungkas Nurrohman (Pungkas)
14. Rauzan Fikri (Rauzan)
15. Sarwo Hadi (Sarwo)
16. Yunasman Salam (Alam)
Dan dari AB ada 2 orang yang ikut:
1. Maria Ayu P. (Mbak Maria)
2. Fadhilla ‘Amal (Mas Iden)
Dari AMED XXXIV:
1. Henry Yuli (Mas Henry)
2. Ermawati (Mbak Erma)
3. Yeti (Mbak Yeti)
Untuk mencapai pulau sempu, aku piker hanya menyebrang pulau dan itulah pulau sempu. Ternyata, aku salah besar!! Gak cukup dengan menyebrang kita bisa melihat si Sempu. Kita harus melewati hutan
Sebelum memasuki hutan, kita ada pematerian sosial ilmiah itu sendiri. Kita harus mengidentifikasi tanaman mangrove yang ada di sana. Kita juga diajari cara hebarium. Hebarium itu sendiri cara mengawetkan tumbuhan. Jadi, dengan memetik daun hingga tangkainya, lalu dibersihkan dengan alcohol, setelah itu dibungkus dengan kertas Koran (sebenernya gapapa juga pake kertas biasa, kan cumanya eman rek) lalu dijepit diantara 2 papan.
Nah, selanjutnya kita harus melewati hutan yang berlumpur (faktor hujan mungkin) , untuk bisa melihat indahnya pulau sempu. Jadi, bisa dibilang ga semudah yang kita bayangkan untuk merasakan keindahannya. Kurang lebih 2 jam melewati hutan, dari atas sudah terlihat pulau sempu. CANTIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIK BANGEEEEEEEEET!!!! Aku hanya berharap, pulau ini tetap jadi tempat konservasi.. bukan tempat hiburan. Bayangin aja!! Yang dating ke sini gak banyak, tapi kita masih liat ada sampah di sempu ini! jahat banget orang yang buang sampah di sini!! Dimana dhomir mereka? Tega banget yaa ngerusak sempu.
Kalo kita, anggota IMPALA.. sampah-sampah non organic kita bakar. Dan sampah organic kita kubur. Bahkan, karena kita banyak bawa botol, botolnya kita bawa balik lagi.
Ini yang pertama untukku, mungkin bagi temen-temen AMED 35 juga. Ya, pertama kali mendirikan tenda di tepi pantai. Kita juga bakar-bakar ikan. Sebelumnya..sebelumnya.. ini bukan ikan hasil kita mancing, remember: NOT KILLING BUT THE TIME. Yep, kita gak boleh ngebunuh sesuatu kecuali waktu itu sendiri yang membununhnya. Jadi sebelum kita nyebrang ke pulau sempu, Mbak Maria dan Anita beli ikan tongkol dulu di penyebrangan.
Oiya, di Sempu ini kita juga melakukan Bird Watching. Bird Watching juga untuk mengindentifikasi burung-burung yang ada di Sempu. Kebanyakan burung yang ada di pulau ini adalah burung wallet.
Ketika lagi melakukakan bird watching, ternyata banyak monyet-monyet keluar. Wah, ternayata mereka keluar di pagi hari. Soalnya, pas kemarin sore kita tiba di Sempu kita ga liat ada monyet.
Sempu in jga sekarang sedang kontroversi. Kabarnya, millioner Indonesia, Aburizal Bakrie mau membeli pulau sempu sebagai wahana wisata. Mohon ya pak, mohon.. jangan hanya melihat sempu sebagai lading bisnis bapak, walaupun Sempu sebgai tempat konservasi, masyarakat umum bisa kok untuk mengunjungi. Yah, kurang tau juga sih motivasi bakrie ini mau membeli sempu untuk wahana wisata itu apa? Yang jelas, aku yakin banget kalau suatu saat Sempu jadi wahana wisata, pulau cantik yang tersembunyi ini lama-kelamaan nasibnya kayak pantai-pantai yang ada sekarang.
Semoga, Sempu yang aku lihat sekarang akan tetap sama ketika aku ke Sempu lagi mungkin untuk beberapa puluh tahun yang akan datang ketika mengajak anak dan cucuku meihatnya .
0 komentar