LABORATORIUM ALAM ITU BERNAMA GOA, GOA LOW-BANGI

4:13 PM

Mungkin sebelumnya, ada yang belum tau caving. Karena jujur, aku sendiri baru tau caving ketika masuk IMPALA. Ketika dijelaskan ini dan itu aku interest banget sama Caving (padahal belom pernah nyobaiin, haha). Jadi, caving itu adalah kegiatan menelusuri gua (pengertian yang aku tangkep gitu yaa). Ya, at least intinya it kegiatan ke-gua-an.
Sabtu, 10 Desember 2011
Jam 12.00, pelespasan tim yang akan berangkat ke GUA LOW-BANGI, di Malang Selatan. Dengan 16 anggota, terdiri dari 4 Anggota Biasa dan 12 Anggota Muda.
Anggota Biasa (AB) :
1. Kusmayasari (Mbak Maya)
2. Januario B. (Mas Janu)
3. Adhi (Mas Adhi)
4. M. Reza Baihaqi (Mas Baihaqi)
Anggota Muda (AM):
1. Yunasman Salam (Alam)  Co
2. Dewi Mar’a Konita (Dewi)
3. Annisa Putri (Putri)
4. Septa Priangga Putra (Septa)
5. Adi Setiabudi (Adi)
6. Ardin Makarim Nur Rosyid (Ardin)
7. Risty Krisinggih (Risty)
8. Muhammad Imanullah (Iman)
9. Pungkas Nurrohman (Pungkas)
10. Sarwo Hadi (Sarwo)
11. M. Reza Tricahya (Reza)
12. Yogi Octavianto (Yogi)
Caving kali ini tujuannya adalah orientasi umum (ortum) untuk Anggota Muda Ex Diklatsar (AMED) XXXV. Makanya, kita masih dibimbing oleh mbak dan mas-mas Anggota Biasa.
Perjalanan dari kampus Brawijaya menuju tempat tujuan kurang lebih 3 jam (karena ada kendala ban bocor juga soalnya). Dengan leader perjalanan Mbak Maya dan Mas Adi lalu swipper Mas Janu dan Mas Baihaqi.
Setibanya di tempat tujuan, kita bermalam di rumah Emak. Ternyata memang rumah ini untuk para caver yang akan menelusuri gua Low-Bangi. Ternyata, gak hanya anggota IMPALA UNIBRAW yang sedang caving, tapi ada juga dari mapala lain.



Hari pertama kita ke gua Low. Anggota Biasa membuat lintasan serta rigging dan kita para AM melihat cara-caranya. Untuk turun ke gua bangi, kita harus melakukan rapling sepanjang 5 m.
Ya, semua anggota sudah turun ke gua. Jam 18.00 kita berangkat menelusuri gua. Mas Adi dan Mas Baihaqi menunggu di pintu entrance.





“Ini yang namanya ornament stalaktit, yang arahnya ke bawah” kata Mbak Maya sambil menjelaskan bentuk-bentuk ornament di gua. Stalaktit itu yang arahnya ke bawah dan stalakmit yang arahnya ke atas. Jika keduanya bertemu maka jadilah tiang.
Ternyata, guanya berair. Airnya sekitar pinggang kita. “Ini ada sampah masuk, berarti banjirnya sampe sini juga.” Kata Mbak Maya menjelaskan lagi. “Liat zona aman dari banjir, liat aja sampahnya sampe dimana, sama cari dataran yang lebih tinggi dari yang lainnya.”
Baru perjalanan satu jam saja kita sudah diperlihatkan oleh ornament-ornamen gua yang indah. Sayangnya, hari pertama ini kita melihat biota gua hanya kelelelawar. Padahal, pengen banget liat biota gua yang gak berpigmen.
Jangan pernah membayangkan gua yang satu ini dengan gua yang biasanya untuk wisata. Jalannya yang sempit, yang kadang kita harus nunduk, tidak rata, bahkan untuk melewatinya kita harus panjat-turun dengan menempelkan badan kita di anatara bebatuan saking sempitnya.





Terus, kita berhenti di chamber gua. Chamber itu, bagian gua yang sangat luas. Yaaa, sekalian ISHOMA (without SHO tapi, hehe). Terus, Mbak Maya dan Mas Janu menyuruh kita berpencar tapi masih dalam chamber. Dan headlamp kita dimatikan. Apa yang kita rasakan?? Gelap seutuhnya! Mati lampu di kosan gak sebanding sama gelapnya gua. Saat itu adalah gelap segelap-gelapnya yang pernah aku rasakan. Anatara melek dan merem itu podok ae. Tangan didekatkan ke mata sedekat 1 cm pun gak keliatan!!
Setelah setengah jam di chamber, kita harus kembali lagi. Yaaa, haarus tepat dengan kontrak waktu yang dibuat.




Pulangnya, terasa lebih cepat. Di tengah perjalanan Dewi juga sempat menanyakan kepada Mbak Maya, “Mbak May, ini guanya untuk pemula gimana?”. “Yaa, kalo untuk pemula sih yaa udah lumayan banget.” Jawab Mbak Maya.
Naik ke mulut gua, kita melakukan prusiking.

Minggu, 11 Desember 2011

Eksplorasi kali ini, lebih seru. Keluar-masuknya dengan teknik yang sama. Hari ke dua ini kita ke Gua Bangi. Ternyata dan ternyata… medan goa ini lebih seru dan menantang. Kalau kemaren kita harus mepet-mepet dinding gua untuk turun-naik, kali ini kita harus merangkak di gua yang sempit dan berair. Wah, seru banget deh pokoknya.
Di hari kedua ini kita juga menemukan laba-laba dan tulang ikan lele. Mungkin, ikan lele ini warna nya putih.






Yaaa dan pada akhirnya jam 9 malam kita sampai di sekretariat IMPALA UNIBRAW. Dan kebiasaan di IMPALA salah satunya adalah setiap melakukan kegiatan/ aktivitas kita mengadakan evaluasi. Malamnya, kita evaluasi di wall climb.

You Might Also Like

0 komentar