CHOICE FOR FACULTY
8:09 PMGak tau hanya aku yang mengalami ‘pancaroba memilih fakultas’ atau teman-teman segenerasiku juga mengalaminya. Tapi, aku yakin banyak juga yang mengalami pancaroba ini.
Seingatku, aku sudah memikirkan akan kuliah di mana dan memilih fakultas apa itu dari kelas 3 Tsanawiyah. Jadi waktu itu aku mau banget masuk jurusan Psikolog di.. oh, ya.. universitasnya belom tau saat itu.
Tapi kok, makin naik kelas makin banyak yang mau ambil psikolog? Ya kembali ke dasar, aku tuh gak suka apa yang aku suka disukai banyak orang (nah loh, paham gak tuh?). Padahal tadinya aku mau jadi Psikolog atau gak guru SLB, tapi pilihan ke-2 kayaknya harus butuh kasabaran dan ketabahan yang dahsyat. Walhasil, aku mau cari yang seru dan gak banyak yang mau di kalangan teman-teman.
Jadi, saat itu aku punya Planning A dan B:
Planning A:
Cita-cita mau jadi wartawan, gak sembarang wartawan sih.. Jadi korespondennya kalo bisa. Jadilah aku mau ambil jurusan HI. Berhubung kata sodara-sodara aku masuk HI itu susah banget, jadinya aku mau ambil komunikasi aja (Lah, komunikasi juga susah kali din!). Kenapa aku mau jadi wartawan? Ok, kembali ke habitat aku sendiri. Aku suka travelling, jadi kalo aku kerja sambil menyelam air dong! Lagipula, menjadi wartawan kita bisa mengapresiasikan apa yang kita pikirkan dan menguak hal-hal untuk diberikan ke khalayak ramai serta memiliki tantangan tersendiri. Dan yang paling penting: KERJA OUTDOOR, yeah!! ^^
Jadi jurusan yang aku targetin untuk jadi wartawan: 1. Komunikasi di UI 2. Sastra Jepang di Brawijaya 3. Sastra Arab di UI
Planning B:
Selain jadi wartawan aku juga mau banget kerja di KPK. Ya tapi gak jadi OBnya lah. Ya, jadi badan intelligent nya gitu. Walaupun berarti aku kerjanya gak outdoor dan gak jalan-jalan, tapi aku suka pekerjaan ini karena benyak tantangannya. Kalo aku menjadi seorang KPK yang baik dan benar pasti banyak yang benci. Jadi, kayaknya aku suka pekerjaan yang akan dibenci oleh public figure. Coba aja kalo aku berani nampilin berita-berita tentang reputasi seseorang yang buruk untuk artikel sebuah media massa.. ya taulah bakal jadi pa. Yaaa begitu juga kerja di KPK.
Jadi, kalau aku mau kerja di KPK ambil urusan Ushuluddin. It sounds not irrational, right? Tapi, menurut aku nyambung. Lagipula, aku saat ini (gak deng, dari dulu) suka pelajaran Ilmu Kalam yang berhubungan dengan Ushuluddin. Well, kalau aku gak ambil Jurusan Ushuluddin di UIN ya aku juga mau ambil jurusan Kriminologi yang hanya ada di UI.
Terus, pas aku browsing di internet, kabarnya kalau kita ikut SIMAK UI itu minimal memilih 5 Jurusan dan maximal 8 Jurusan. Nah, loh! Aku bingung. Jadi rinciannya kira-kira aku maunya gini:
Universitas Indonesia (Kalo SIMAK):
1. Jurusan Komunikasi
2. Jurusan Sastra Jepang
3. Jurusan Kriminologi
4. Jurusan Sastra Arab
5. (masih belom tau!)
Universitas Brawijaya:
1. Sastra Jepang
2. Komunikasi
Unversitas UIN:
1. Ushuluddin
Kalo SNPTN:
1. Sastra Arab-UI/ Kriminologi-UI
2. Sastra Jepang-UB
3. Ushuluddin-UIN
Ya untuk sementara kayak gitu aja deh. Oh, ya.. Masa teman-teman aku ketawa gitu pas aku bilang mau masuk jurusan kriminologi. Salah ya?-,- aku juga lagian suka aja yang something different. Lagian kan pas banget kalo kau mau kerja di KPK.
0 komentar